Gorontalo – Aksi demo dari ratusan mahasiswa gabungan Universitas Ichsan Gorontalo dan Universitas Negeri Gorontalo (UNG) di Kota Gorontalo yang menolak kebijakan menaikan BBM berjalan tertib.
Meskipun dengan berjalan kaki, ratusan mahasiswa tersebut mendatangi rumah dinas Gubernur Gorontalo untuk menyampaikan aspirasi menolak kebijakan menaikan harga BBM.
“Hari ini kami menggelar aksi, tidak hanya soal kenaikan BBM, tapi ada juga beberapa isu yang sekiranya harus menjadi perhatian pemerintah,” kata Sandi salah satu orator.
Ia menambahkan, target kami di rumah dinas Gubernur nanti yaitu pihak pemerintah dalam hal ini Pj Gubernur Gorontalo untuk menerima dan menandatangani petisi dari Mahasiswa.
Adapun enam tuntutan dari mahasiswa yaitu :
1. Menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) secara nasional terkhusus di daerah Gorontalo.
2. Kami merekomendasikan untuk pelaksanaan proyek pembagunan IKN dialihkan untuk mendirikan pabrik pengelohan minyak mentah di Indonesia .
3. Gaji tenaga honorer, UMR dinaikkan sepuluh persen dari jumlah sebelumnya.
4. Usut dan Proses secara tuntas mafia minyak di Gorontalo sesuai aturan perundangundangan yang berlaku.
5. Pemerintah Provinsi Gorontalo harus tranparan dengan data penggunaan subsidi BBM dan kuota BBM di Gorontalo dengan cara memberikan data atau dokumen pendukung.
6. Forkopimda Gorontalo harus memberikan jaminan terhadap kestabilan harga bahan pokok di Gorontalo.
Asisten II Pemprov Gorontalo Sutan Rusdi mewakili pihak Pemerintah Provinsi Gorontalo menyepakati dan menandatangani petisi tuntutan mahasiswa tersebut.
Selain perwakilan pemerintah, Dedi Hamzah selaku Anggota DPRD Provinsi Gorontalo juga ikut menandatangani petisi dari massa aksi.
Usai petisi tersebut ditandatangani, massa aksi kemudian kembali ke kampus masing-masing secara tertib.
Aksi unjuk rasa tersebut mendapatkan pengamanan dan pengawalan dari pihak kepolisian Polda Gorontalo dan Polres Gorontalo Kota.