Gorontalo – Guna mencegah penyebaran paham radikalisme serta intoleransi di bumi Serambi Madinah, Polda Gorontalo bekerjasama dengan Densus 88 anti teror Mabes Polri menggelar Focus Group Discussion (FGD) penguatan wawasan keagamaan dan kebangsaan, yang dilaksanakan di Ballroom Hotel Grand Q, Kamis (27/10).
Dalam sambutannya, Kapolda Gorontalo Irjen Pol Helmy Santika, SIK, menjelaskan, perkembangan lingkungan strategis baik pada tataran global, regional dan nasional saat ini sangatlah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan perekonomian sebuah bangsa.
“Oleh karenanya, dengan terjadinya konflik bernuansa agama yang bertujuan memecah belah kerukunan antar umat beragama di Indonesia oleh kelompok – kelompok yang mengatasnamakan agama melalui aksi-aksi intoleransi, radikalisme, ekstremisme maupun terorisme dengan melegitimasi upaya pendirian suatu negara yang berazaskan agama di dalam NKRI turut berpengaruh terhadap stabilitas kamtibmas di seluruh wilayah NKRI,” kata Kapolda Gorontalo.
Disampaikan Kapolda, guna memutus mata rantai penyebaran paham intoleransi, radikalisme, ekstremisme, maupun terorisme perlu adanya strategi yang efektif dan efisien yang dilaksanakan secara berkelanjutan dan berkesinambungan khususnya dalam mengantisipasi penyebarluasan paham tersebut dengan melalui penguatan wawasan keagamaan dan kebangsaan seperti yang dilaksanakan pada saat ini.
“Kita harapkan dengan adanya FGD ini yang menghadirkan beberapa narasumber yang berkompeten, dapat menyamakan persepsi dan mencari solusi terbaik guna memperkuat wawasan keagamaan dan kebangsaan yang mampu menyentuh seluruh lapisan masyarakat di Provinsi Gorontalo,” imbuh Kapolda.
Sementara itu, usai FGD, Ketua Dewan Pakar PW ISNU Gorontalo, Mohammad Ma’mun Rasid mengiginkan bahwa di dalam sistem pencegahan dan penanggulangan kearifan lokal ini harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
“FGD ini ingin menawarkan bahwa kalau masyarakat Gorontalo kembali pada tradisi dan kearifannya lokal, maka kita akan terbentengi dari bahaya paham toleran dan radikalisme maupun terorisme,”terang Ma’mun
Terlebih, menurutnya masyarakat Gorontalo ini adalah masyarakat yang toleran, sehingga pihaknya akan terus bersinergi dengan pihak keamanan di dalam upaya pencegahan dan penanggulangan radikalisme tersebut.
“Terkait dengan terorisme itu, menjadi bukti bahwa Gorontalo menjadi tempat yang strategis oleh kelompok-kelompok yang tidak menginginkan Gorontalo aman. Nah maka ini yang harus kita waspadai bersama,”
“Oleh karena itu, kegiatan FGD ini kami mengajak seluruh elemen dan stakeholder untuk sama-sama bahu membahu dalam menjaga dari segala marabahaya di Gorontalo,” tandas Ketua Dewan Pakar PW ISNU Gorontalo.
Untuk diketahui, pelaksanaan FGD ini, turut dihadiri, Forkopimda Provinsi Gorontalo, Pejabat Utama Polda Gorontalo, Para Tokoh Agama, Tokoh masyarakat, tokoh pemuda, pimpinan Ormas Se-Provinsi Gorontalo, serta elemen masyarakat, mahasiswa dan perwakilan siswa SMA dan SMK. (IH)